Tri Hanifah

Mencekam, itulah situasi yang dapat digambarkan saat itu. Angin kencang dan ombak yang besar, terus menghuyung-huyungkan...

"Braaak!" Terdengar suara benturan keras. Seketika kami menyeruak keluar rumah. Nampak mamah sedikit pucat, karena palin...

Papah memang penggila burung. Koleksi burung dalam sangkarnya sangat banyak. Tapi justru mamah sering protes, karena har...

Malam takbiran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sejak adanya pandemi, takbiran hanya dilakukan online. D...

Oleh : Tri Hanifah Kabut pagi menyelimuti rumah Bu Lek Nani. Ku buka jendela kamar. Jarak pandang hanya 5 meter saja. W...

Oleh : Tri Hanifah "Assalamualaikum.." Bu Ning mengetuk pintu rumah BuLek Nani. "Walaikum salam.." Jawaban dari ...

Oleh : Tri Hanifah Bus berhenti di pinggir jalan, Bu Ning begitu gesit membawa tas dan segera turun dari bus, diikuti o...

Oleh : Tri Hanifah Bus berjalan lambat, berhenti di beberapa halte. Setelah isi bus mulai penuh, lajunya pun mulai kenc...

Oleh : Tri Hanifah Sebenarnya bapak sangat berat melepaskanku, tapi aku sudah bulat membuat keputusan untuk pergi ke da...

Oleh : Tri Hanifah Suatu senja, di teras rumahku, aku duduk di atas kursi bambu yang warnanya mulai coklat kering. Enta...

Oleh : Tri Hanifah Lulus SMA, aku tidak langsung melanjutkan kuliah. Aku tidak berfikir untuk bisa melanjutkan kuliah. ...

Oleh : Tri Hanifah "Hani, jangan lupa nanti uang sunduq dibawa ya". Kata Wita kepadaku. "Iya, ini sudah di tas. Kemari...

Oleh : Tri Hanifah Banyak yang mengatakan, masa putih abu-abu adalah masa paling indah. Banyak kenangan yang tak bisa d...

Oleh : Tri Hanifah Dancing is My Hobby Aku kecil, ketika duduk di bangku sekolah dasar, memiliki sifat yang berani unt...

Oleh : Tri Hanifah Kali ini saya menulis artikel, sengaja tidak melanjutkan Cerpen Sang Penakluk, sebagai selingan. Bua...